Karawang Siaga Bencana, Warga Dihimbau Tetap Waspada

Karawang Siaga Bencana, Warga Dihimbau Tetap Waspada

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karawang, Mahpuddin--karawangbekasi.disway.id

KARAWANGBEKASI.DISWAY.ID - Posko siaga bencana Kabupaten Karawang mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi bencana yang dapat terjadi selama musim hujan 2024/2025. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karawang, Mahpuddin, mengungkapkan sejumlah potensi bencana, mulai dari banjir, banjir bandang, cuaca ekstrem, hingga tanah longsor dan gelombang rob.  

"Curah hujan di Karawang dalam dua hari terakhir tergolong sedang, tetapi durasinya panjang, mulai dari pagi hingga malam. Kondisi ini berpotensi meningkatkan debit air di sungai-sungai besar yang melintasi wilayah Karawang," jelas Mahpuddin, Selasa (21/1).

Saat ini, banjir sudah terjadi di Karangligar, Kecamatan Telukjambe Barat, dengan ketinggian air sekitar 30 cm.  

Mahpuddin menambahkan, potensi banjir semakin besar apabila hujan deras terjadi di wilayah hulu. Sungai Citarum, Cibeet, dan Cilamaya menjadi perhatian utama. 

"Cibeet berpotensi banjir di Karangligar dan Mekarmulya, sementara Citarum di wilayah Mekajati dan Tanjungpura. Sungai Cilamaya sering meluap di wilayah muara dan Desa Tegalwaru," katanya.  

BACA JUGA:Kejari Kabupaten Bekasi Hentikan Penuntutan Kasus Pidana melalui Keadilan Restoratif

BACA JUGA:Pendaftaran P3K di Karawang: Masih Banyak Non-ASN Belum Terdaftar

Selain banjir, wilayah selatan Karawang juga rawan longsor, khususnya di Ciampel, Pangkalan, dan Tegalwaru, yang berada di ketinggian lebih dari 100 meter di atas permukaan laut dengan tingkat kecuraman tertentu. 

"Kami terus memantau laporan dari daerah rawan longsor," ujar Mahpuddin.  

Sementara itu, wilayah utara Karawang menghadapi ancaman gelombang rob. Berdasarkan prakiraan BMKG, gelombang rob dapat mencapai ketinggian 50 cm dan berdampak pada sembilan kecamatan serta 13 desa, termasuk Sedari dan Cemarajaya. 

"Kami mengimbau nelayan agar terus memperbarui informasi dari BMKG dan tidak memaksakan berlayar jika kondisi tidak memungkinkan," tegasnya.  

Mahpuddin juga mencatat adanya insiden lain seperti kebakaran dan angin puting beliung.

 "Meski musim hujan, kebakaran sering terjadi di perkotaan, sedangkan puting beliung kerap melanda wilayah utara," tambahnya. 

Dalam awal tahun ini, tujuh rumah terbakar dan 14 rumah roboh akibat puting beliung.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: